Selasa, 14 Oktober 2014

Kabupaten Sukabumi - Susu Walet

PEMESANAN 
HP : KLIK DISINI

Susu Walet - Kabupaten Sukabumi, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa BaratIndonesia. Ibukotanya adalah Palabuhanratu. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Bogor di utara, Kabupaten Cianjur di timur, Samudra Hindia di selatan, serta Kabupaten Lebak di barat.

Daftar isi

  [sembunyikan
  • 1 Sejarah
    • 1.1 Pembentukan
    • 1.2 Dari Kepatihan menjadi Kabupaten
    • 1.3 Masa penjajahan Jepang
    • 1.4 Awal Kemerdekaan
  • 2 Geografi
  • 3 Pembagian administratif
    • 3.1 Daftar Wilayah
  • 4 Pariwisata
  • 5 Arti Lambang Kabupaten Sukabumi
  • 6 Pusat Perbelanjaan
  • 7 Mulai Pemekaran daerah tanggal 20 Oktober 2014
    • 7.1 Kabupaten Sukabumi Utara
  • 8 Kontroversi
  • 9 Pranala luar
  • 10 Lihat pula
  • 11 Referensi

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Pembentukan[sunting | sunting sumber]

Pada awalnya daerah Kabupaten Sukabumi saat ini ada dibawahKabupaten Cianjur pada masa Pemerintahan kolonial Hindia-Belanda, yang merupakan bagian dari Karesidenan Priangan (Residentie Preanger Regentschappen). Pada tahun 1776 Bupati Cianjur keenamRaden Noh Wiratanudatar VI membentuk sebuah kepatihan bernamaKepatihan Tjikole yang terdiri dari beberapa distrik yaitu distrik Goenoengparang, distrik Tjimahi, distrik Tjiheoelang, distrik Tjitjoeroeg, distrik Jampangtengah, dan distrik Jampangkoelon dengan pusat pemerintahan di Tjikole (sekarang bagian dari Kota Sukabumi).
Di tanggal 13 Januari 1815, Kepatihan Tjikole berganti nama menjadi Kepatihan Soekaboemi. Nama Soekabumi diusulkan oleh Dr. Andries de Wilde, seorang ahli bedah yang mempunyai usaha perkebunan kopi dan teh di daerah Soekaboemi. Asal nama "Sokaboemi" berasal dari Bahasa Sansekerta soeka, "kesenangan, kebahagiaan, kesukaan" dan bhoemi, "bumi, tanah". Jadi "Soekabumi" memiliki arti "tanah yang disuka".

Dari Kepatihan menjadi Kabupaten[sunting | sunting sumber]

Kabupaten Sukabumi sendiri mulai berdiri sejak ditetapkan berdasarkan Besluit Gubernur Jendral Dirk Fock tertanggal 25 April 1921 no. 71 dimana dijelaskan status Soekaboemi sebagai Kabupaten (Afdeling) tersendiri yang terpisah dari Kabupaten Tjianjoer, mulai berlaku sejak 1 Juni 1921. Bupati pertamanya adalah R. A. A. Soerianatabrata, Patih terakhir dari Kepatihan Soekaboemi. Pada tahun 1923, Karesidenan Priangan dimekarkan menjadi tiga bagian yaitu West Preanger (Priangan barat) berpusat di Soekaboemi, Midden Preanger(Priangan tengah) berpusat di Bandoeng dan Oost Preanger (Priangan timur) berpusat di Tasikmalaya. R. A. A. Soerianatabrata sendiri memerintah sampai tahun 1930.
Bupati kedua Kabupaten Soekabumi adalah R. A. A. Soeriadanoeningrat yang memerintah sampai masa pendudukan Jepang. Terjadi perombakan pembagian administratif di wilayah Jawa Barat pada masa pemerintahannya. Dibentuk 5 Karesidenan baru di Jawa Barat, yaitu Residentie Bantam Regentschappen (Karesidenan Banten), Residentie Batavia Regentschappen (Karesidenan Batavia), Residentie Boeitenzorg Regentschappen (Karesidenan Boeitenzorg/Bogor),Residentie Tjirebon Regentschappen (Karesidenan Tjirebon) dan Residentie Preanger Regentschappen (Karesidenan Priangan). Kabupaten Soekaboemi yang sebelumnya merupakan bagian dari Karesidenan Priangan barat untuk selanjutnya dimasukkan sebagai bagian dari Karesidenan Boeitenzorg, karena itu wilayah Kabupaten dan Kota Sukabumi saat ini memiliki plat nomor kendaraan F.

Masa penjajahan Jepang[sunting | sunting sumber]

Setelah Jepang menaklukkan Hindia-Belanda pada 8 Maret 1942, dikeluarkanlah UU no. 27 tahun 1942 tentang perubahan Tata Pemerintahan Daerah pada tanggal 5 Agustus 1942. Karesidenan (Residentie Preanger Regentschappen) berganti nama menjadi Syukocan dan kepala daerahnya disebut Syukocanco. Kabupaten (Afdeling) berganti nama menjadi Ken dan kepala daerahnya disebut Kenco. Kenco pertama Soekaboemi masih R. A. A. Soeriadanoeningrat. R. A. A. Soeriadanoeningrat sendiri wafat pada tahun 1942 dan digantikan oleh R. Tirta Soeyatna sebagai Kenco kedua.

Awal Kemerdekaan[sunting | sunting sumber]

Setelah Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, dilaksanakan pertemuan Musyawarah oleh tokoh-tokoh seperti Mr. R. Syamsoedin, Mr. Haroen dan Dr. Aboe Hanifah yang menyepakati akan mengirimkan delegasi ke Karesidenan Boeitenzorg untuk mendesak pelaksanaan serah terima kekuasaan dari Jepang ke Indonesia. Apabila gagal, disepakati juga akan diadakannya aksi massa pada tanggal 1 Oktober 1945 yang terdiri dari Badan Keamanan Rakyat, Kepolisian, KNID, Alim Ulama dan Utusan daerah.
Setelah diumumkan pada tanggal 1 Oktober 1945 dimana perundingan di Boeitenzorg mengalami kegagalan, massa pun hari ini juga melakukan aksi mengurung kantor Kempetai untuk membebaskan seluruh tahanan politik dan menyita seluruh persenjataan didalamnya. Di Lapangan Victoria (Sekarang Lapangan Merdeka Kota Sukabumi) bendera Jepang diturunkan dan diganti dengan bendera Merah Putih secara resmi. Kantor-kantor pemerintahan pendudukan Jepang juga direbut pada hari itu juga. Hanya dalam beberapa hari seluruh Kabupaten Sukabumi telah dapat dikuasai oleh Pemerintah Republik Indonesia. Terjadi penggantian besar-besaran para pejabat Kewedanaan dan Kecamatan yang tidak pro-kemerdekaan dengan tokoh-tokoh yang pro-kemerdekaan.
Setelah berada dibawah kendali Pemerintahan Republik Indonesia, pada akhir 1945 Mr. Haroen diangkat sebagai Bupati Sukabumi pertama paska-kemerdekaan, sedangkan Mr. R. Syamsoedin diangkat menjadi Walikota Kota Sukabumi. Istilah-istilah administratif pemerintahan Jepang sendiri diganti dengan Istilah Indonesia, seperti Ken yang diubah menjadiKabupaten. Tanggal 1 Oktober pun ditetapkan sebagai Hari Jadi Kabupaten Sukabumi.

Geografi[sunting | sunting sumber]

Dengan luas wilayah 4.128 km², Kabupaten Sukabumi merupakan Kabupaten terluas kedua di Pulau Jawa setelahKabupaten Banyuwangi. Batas wilayah Kabupaten Sukabumi 40 % berbatasan dengan lautan dan 60% merupakan daratan. Wilayah Kabupaten Sukabumi memiliki areal yang relatif luas yaitu ± 419.970 ha. Pada Tahun 1993 Tata Guna Tanah di wilayah ini, adalah sebagai berikut : Pekarangan/perkampungan 18.814 Ha (4,48 %), sawah 62.083 Ha (14,78 %), Tegalan 103.443 Ha (24,63 %), perkebunan 95.378 Ha (22, 71%) , Danau/Kolam 1. 486 Ha (0, 35 %) , Hutan 135. 004 Ha (32,15 %), dan penggunaan lainnya 3.762 Ha (0,90 %). Beberapa puncak gunung terdapat di bagian utara, diantaranya: Gunung Halimun (1.929 m dpl), Gunung Salak (2.211 m dpl), dan yang tertinggi adalah Gunung Gede (2.958 m dpl). Di antara sungai yang mengalir adalah Sungai Cimandiri dan Sungai Cikaso, yang bermuara di Samudra Hindia.

Pembagian administratif[sunting | sunting sumber]

Kabupaten Sukabumi terdiri atas 47 kecamatan, yang dibagi lagi atas sejumlah 364 desa dan 4 kelurahan. Pusat pemerintahan berada di Palabuhanratu.

Daftar Wilayah[sunting | sunting sumber]

Perkebunan Teh di Goalpara, Sukabumi Utara di masa Hindia Belanda
Adapun Daftar Wilayah dan Kecamatan di Kabupaten Sukabumi adalah:
  1. Wilayah Utara:
    1. Kecamatan Cicurug
    2. Kecamatan Cibadak
    3. Kecamatan Kalapanunggal
    4. Kecamatan Parungkuda
    5. Kecamatan Nagrak
    6. Kecamatan Ciambar
    7. Kecamatan Caringin
    8. Kecamatan Cisaat
    9. Kecamatan Cidahu
    10. Kecamatan Kabandungan
    11. Kecamatan Bojonggenteng
  2. Wilayah Tengah:
    1. Kecamatan Jampang Tengah
    2. Kecamatan Surade
    3. Kecamatan Jampang Kulon
    4. Kecamatan Cibitung
    5. Kecamatan Waluran
    6. Dan lain-lain
  3. Wilayah Selatan:
    1. Kecamatan Cisolok
    2. Kecamatan Ujung Genteng
    3. Kecamatan Palabuhanratu
    4. Dan lain-lain

Pariwisata[sunting | sunting sumber]

Penyu Raksasa di Ujunggenteng. Ujunggenteng merupakan salah-satu daerah penyu raksasa berkembang-biak di Indonesia
  • Pantai Palabuhanratu
  • Air Panas Cisolok, terletak 17 km barat daya Palabuhanratu. Tempat ini terdapat sungai dengan mata air panas dengan letupan vulkanis. Di dekatnya terdapat air terjun dan perkebunan karet.
  • Pantai Karang Hawu, terletak 20 km dari Palabuhanratu. Pantai ini terdapat karang dengan beberapa lubang pada seperti tungku, yang disebut hawu oleh orang setempat. Di pantai ini dapat dilakukan olahraga selancar air.
  • Gua Lalay, terletak 3 km dari Palabuhanratu. Gua ini merupakan rumah dari ribuan kelelawar.
  • Wisata Alam
Untuk mereka yang menyukai petualangan alam, mendaki Gunung
Gede atau Gunung Pangrango di Taman Nasional Gede-Pangrango di utara Kota Sukabumi merupakan suata pengalaman menarik. Di sini dapat ditemui berbagai jenis ragam tumbuhan serta Bunga Edelweis yang abadi di puncak Petualangan menantang lainnya adalah arung jeram di Sungai Cicatih atau di Sungai Citarik, yang berada 30 km sebelah selatan Kota Sukabumi.
  • AWWI (Agro Widya Wisata Ilmiah)
  • Wisata Situ Batukarut, pasirhalang, sukaraja dan merupakan sumber air PDAM Kab/kota Sukabumi berada 5 km dari Kota Sukabumi
  • Wisata Pantai Ujung Genteng di kec. ujung genteng/ciracap

Arti Lambang Kabupaten Sukabumi[sunting | sunting sumber]

  • Lambang Perisai :
Menggambarkan Perlindungan Pemerintah daerah terhadap Penduduk dan semua kekayaan alam di wilayah Kabupaten Sukabumi.
  • Warna Hitam :
berarti kekal dan abadi
  • Warna kuning :
Keadaan yang gilang gemilang
  • Gambar takikan karet dan daun teh melambangkan :
Potensi komoditas perkebunan
  • Gambar kujang melambangkan :
Pusaka Pajajaran yang dahulu kala berkuasa di bumi Jawa Barat, termasuk Kabupaten Sukabumi
  • Motto Gemah Ripah Loh Jinawi mengandung arti :
subur makmur wibawa mukti.

Pusat Perbelanjaan[sunting | sunting sumber]

  • Pasar Kota Kecamatan Cibadak
  • Pasar Kota Kecamatan Cisaat
  • Pasar Kota Kecamatan Cicurug
  • Pasar Kamis Cicurug
  • Pasar Minggu Cicurug
  • Pasar Kambing Cicurug
  • Pasar ikan Palabuhanratu
  • Pasar Ikan Cibaraja
  • Labora Indah Cibadak
  • Pasar Selasa Gegerbitung
  • Dan Kota Kecamatan Lainnya di Sukabumi
  • Pasar Kemis Kalapanunggal
  • Pasar Gilang center sukaraja

Mulai Pemekaran daerah tanggal 20 Oktober 2014[sunting | sunting sumber]

Kabupaten Sukabumi Utara[sunting | sunting sumber]

Kontroversi[sunting | sunting sumber]

Pemindahan Ibukota Kabupaten Sukabumi dari Pelabuhan Ratu ke wilayah Cibadak atau Cikembar terus menggelinding dan mulai mendapat respon positif dari DPRD Propinsi Jawa Barat, kendati sebelumnya pemindahan ibukota ini mendapat penolakan keras.[2]

Kota Sukabumi - Susu Walet

Susu Walet - Kota Sukabumi, adalah sebuah kota di Provinsi Jawa BaratIndonesia.
Kota Sukabumi merupakan salah-satu kota dengan luas wilayah terkecil di Jawa Barat.

Daftar isi

  [sembunyikan
  • 1 Sejarah
    • 1.1 Perubahan Nama Pemerintahan
    • 1.2 Nama-Nama Pimpinan Pemerintahan Daerah Sukabumi
  • 2 Arti Lambang Kota Sukabumi
  • 3 Geografi
  • 4 Pemerintahan
    • 4.1 Perwakilan
  • 5 Kependudukan
  • 6 Ketenagakerjaan
  • 7 Perekonomian
  • 8 Pendidikan
  • 9 Kesehatan
  • 10 Stasiun Radio
  • 11 Perbankan
  • 12 Pusat Perbelanjaan dan restoran
  • 13 Kuliner
  • 14 Tokoh
  • 15 Rujukan
  • 16 Pranala luar

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Nama “SOEKA-BOEMI” pertama kali diperkenalkan pada tanggal 13 Januari1815 ke dunia luar Sukabumi oleh administratur perkebunan bernamaAndries Christoffel Johannes de Wilde, seorang berkebangsaan Belandayang menjelajah di Sukabumi untuk mencari lokasi tanah yang cocok untuk perkebunan. Dalam laporan surveynya, Andries Christoffel Johannes de Wilde mencantumkan nama Soeka Boemi (dalam dua suku kata) sebagai tempat ia menginap di kampung Tji Colle. Ada yang mengatakan bahwa nama Sukabumi berasal dari bahasa Sunda, yaitu Suka-Bumen, yang bermakna bahwa pada kawasan yang memiliki udara sejuk dan nyaman ini membuat orang-orang suka bumen-bumen atau menetap. Penjelasan yang lebih masuk akal adalah bahwa nama "Sukabumi" berasal dari bahasa Sansekerta suka, "kesenangan, kebahagiaan, kesukaan" dan bhumi, "bumi". Jadi "Sukabumi" artinya "bumi kesukaan".
Sebelum berstatus kota, Sukabumi hanyalah dusun kecil bernama "Goenoeng Parang" (sekarang Kelurahan Gunungparang) lalu berkembang menjadi beberapa desa seperti Cikole atau Parungseah. Lalu pada 1 April1914, pemerintah Hindia Belanda menjadikan kota Sukabumi sebagaiBurgerlijk Bestuur dengan status Gemeente (Kotapraja) dengan alasan bahwa di kota ini banyak berdiam orang-orang Belanda dan Eropa pemilik perkebunan-perkebunan yang berada di daerah Kabupaten Sukabumi bagian selatan yang harus mendapatkan pengurusan dan pelayanan yang istimewa.
Selanjutnya pada 1 Mei 1926, Mr. G.F. Rambonnet diangkat menjadi Burgemeester. Pada masa inilah dibangun Stasiun Kereta Api, Mesjid Agung, gereja Kristen; Pantekosta; Katholik; Bethel; HKBP; Pasundan, pembangkit listrik Ubrug; centrale (Gardu Induk) Cipoho, Sekolah Polisi Gubermen yang berdekatan dengan lembaga pendidikan Islam tradisionil Pondok Pesantren Syamsul 'Ulum Gunung Puyuh yang didirikan oleh K.H.Ahmad Sanusi pada tahun 1933.
Nama Soekaboemi sebenarnya telah ada sebelum hari jadi Kota Sukabumi yaitu 13 Januari 1815. Kota yang saat ini berluas 52,46 Km² ini mendapatkan namanya dari seorang ahli bedah bernama Dr. Andries de Wilde menamakan Soekaboemi. Perlu diketahu Andris de Wilde ini juga adalah seorang Preanger Planter (kopi dan teh) yg bermukim di Bandung, dimana eks rumah tinggal dan gudang kopinya sekarang dijadikan Kantor Pemkot Bandung.
Awalnya ia mengirim surat kepada kawannnya Pieter Englhard untuk mengajukan permohonan kepada pemerintah untuk mengganti nama Cikole (berdasar nama sungai yg membelah kota Sukabumi) dengan nama Soekaboemi 13 Januari 1815. Sejak itulah Cikole resmi menjadi Soekaboemi. Namun, bukan berarti hari jadi Kota Sukabumi jatuh pada tanggal tersebut. Ceritanya memang tidak singkat, bermula dari komoditas kopi yang banyak dibutuhkan VOCVan Riebek dan Zwadecroon berusaha mengembangkan lebih luas tanaman kopi di sekitar BogorCianjur, dan Sukabumi. Tahun 1709 Gubernur Van Riebek mengadakan inspeksi ke kebun kopi di Cibalagung (Bogor), Cianjur, Jogjogan, Pondok Kopo, dan Gunung Guruh Sukabumi. Inilah salah satu alasan dibangunnya jalur lintasan kereta-api yg menghubungkan Soekaboemi dengan Buitenzorgdan Batavia di bagian barat dan Tjiandjoer (ibukota Priangan) dan Bandoeng di timur. Saat itu, de Wilde adalah pembantu pribadi Gubernur Jenderal Daendels dan dikenal sebagai tuan tanah di Jasinga Bogor.
Pada 25 Januari 1813, ia membeli tanah di Sukabumi yang luasnya lima per duabelas bagian di seluruh tanah yang ada di Sukabumi seharga 58 ribu ringgit Spanyol. Tanah tersebut berbatasan dengan Lereng Gunung Gede Pangrango di sebelah utara, Sungai Cimandiri di bagian selatan, lalu di arah barat berbatasan langsung dengan Keresidenan Jakarta dan Banten dan di sebelah Timur dengan Sungai Cikupa.

Perubahan Nama Pemerintahan[sunting | sunting sumber]

NoNama PemerintahanKeterangan
1Gemeente Soeka BoemiTahun 1914-1942
2Soekaboemi SHITahun 1942-1945
3Kota Kecil SukabumiUndang-undang No. 17 Tahun 1950
4Kota Praja SukabumiUndang-undang No. 1 Tahun 1957
5Kotamadya SukabumiUndang-undang No. 18 Tahun 1965
6Kotamadya Daerah Tingkat II SukabumiUndang-undang No. 5 Tahun 1974
7Kota SukabumiUndang-undang No. 22 tahun 1999, UU No 32 Tahun 2003

Nama-Nama Pimpinan Pemerintahan Daerah Sukabumi[sunting | sunting sumber]

NoNamaTahun
1Mr. G.F. Rambonnet1926-1933
2Mr. W.M. Ouwerkerk1933
3Dr. A.L.A. van Unen1934-1939
4Mr. W.J.Ph. van Waning1939-1942
5Mr. Raden Syamsudin1945-1946
6Raden Mamur Soeria Hoedaja1946-1948
7Raden Ebo Adinegara1948-1950
8Raden Widjaja Soerija(Pejabat)
9Raden S. Affandi Kartadjoemena1950-1952
10Raden Soebandi Prawiranata1952-1959
11Mochamad Soelaeman1959-1960
12Raden Soewala1960-1963
13Raden Semeru(Pejabat)
14Drs. Achmad Darmawan Adi1963-1961
15Raden Bidin Suryagunawan(Pejabat)
16Saleh Wiradikarta, S.H.1966-1978
17Soejoed1978-1988
18H. Zaenudin Mulaebary, S.H.1988-1993
19H. Udin Koswara, S.H.1993-1997
20R. Nuriana (Gubernur Jabar)PJS
21Dra. Hj. Molly Mulyahati Djubaedi, M.Sc.Plh
22Dra. Hj. Molly Mulyahati Djubaedi, M.Sc.1998-2003
23H. Mokh. Muslikh Abdussyukur, S.H., M.Si.2003-2013
24H. Mohamad Muraz, S.H., MM.2013-2018

Arti Lambang Kota Sukabumi[sunting | sunting sumber]

Dasar Hukum : Peraturan Daerah Kotamadya Sukabumi Nomor 12 Tahun 1993 Tentang Lambang Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Sukabumi.
Arti dari Lambang :
NoLambangArti
1PerisaiKetangguhan Fisik dan Mental
2Warna HijauKesuburan dan Kemakmuran
3Bintang Segi LimaPANCASILA yang merupakan Dasar Negara Republik Indonesia
4Senjata KujangKeberanian
5Setangkai Padi dan TehKetentraman dan Perdamaian
6Pita Merah PutihKebangsaan Indonesia

Geografi[sunting | sunting sumber]

Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106° 45’ 50’’ Bujur Timur dan 106° 45’ 10’’ Bujur Timur, 6° 49’ 29’’ Lintang Selatan dan 6° 50’ 44’’ Lintang Selatan, terletak di kaki Gunung Gede dan Gunung Pangrangoyang ketinggiannya 584 m diatas permukaan laut, dengan suhu maksimum 29 °C.
Kota ini terletak 120 km sebelah selatan Jakarta dan 96 km sebelah barat Bandung, dan wilayahnya berada di sekitar timur laut wilayah Kabupaten Sukabumi serta secara administratif wilayah kota ini seluruhnya berbatasan dengan wilayah Kabupaten Sukabumi.

Pemerintahan[sunting | sunting sumber]

Wilayah Kota Sukabumi berdasarkan PP No. 3 Tahun 1995 adalah 48,0023 KM² terbagi dalam 5 kecamatan dan 33kelurahan. Selanjutnya berdasarkan Perda Nomor 15 Tahun 2000 tanggal 27 September 2000, wilayah administrasi Kota Sukabumi mengalami pemekaran menjadi 7 kecamatan dengan 33 kelurahan. Kecamatan Baros dimekarkan menjadi 3 kecamatan yaitu Kecamatan Lembursitu, Kecamatan Baros, dan Kecamatan Cibeureum. Pada tahun 2010 Kota Sukabumi terdiri dari 7 kecamatan, meliputi 33 kelurahan, 1.521 RT, dan 350 RW.
Jumlah Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Kota Sukabumi pada Tahun 2010 5.733 orang yang terdiri dari Golongan I 213 orang, Golongan II 1.630 orang, Golongan III 2.209 orang, dan Golongan IV 1.681 orang. Berdasarkan tingkat pendidikan S3 3 orang, S2 205 orang, SI 2.070 Orang, DIV 21 Orang, DIII/DII/DI 1.496 orang, SLTA 1.584 orang, SLTP 183 orang, dan SD 171 orang.
Jumlah Keputusan DPRD Kota Sukabumi pada tahun 2009/2010, berdasarkan surat Keputusan Pimpinan DPRD sebanyak 9, sedangkan Surat Keputusan Dewan (DPRD) sebanyak 23.

Perwakilan[sunting | sunting sumber]

DPRD kota Sukabumi 2009-2014
PartaiKursi
Lambang Partai Demokrat Partai Demokrat7
Lambang PKS Partai Keadilan Sejahtera5
Lambang Partai Golkar Partai Golkar5
Lambang PDI-P PDI-P4
Lambang PAN PAN3
Lambang PPP PPP3
Lambang Partai Gerindra Partai Gerindra1
Lambang Partai Bulan Bintang Partai Bulan Bintang1
Lambang Partai Republika Nusantara Partai Republika Nusantara1
Total30
Sumber:[1]

Kependudukan[sunting | sunting sumber]

Perkembangan penduduk di Kota Sukabumi selama periode 1998-2002 terus meningkat, dengan laju pertumbuhan penduduk rata-rata 1,75 %.[2]
TahunJumlah penduduk
2010Green Arrow Up.svg 298.681
2009Green Arrow Up.svg 287.856
2008Green Arrow Up.svg
2007Green Arrow Up.svg
2006Green Arrow Up.svg
2005Green Arrow Up.svg
2004Green Arrow Up.svg
2003Green Arrow Up.svg 278.418
2002Green Arrow Up.svg 259.045
2001Green Arrow Up.svg 257.097
2000Green Arrow Up.svg 252.420
1999Green Arrow Up.svg 242.976
1998241.396
Sejarah kependudukan kota Sukabumi
Sumber:[2]

Ketenagakerjaan[sunting | sunting sumber]

Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Penanggulangan Bencana Kota Sukabumi tercatat bahwa jumlah pencari kerja yang terdaftar pada tahun 2010 mencapai 8.699 orang, yang terdiri dari 4.129 pencari kerja laki-laki dan 4.570 perempuan. Sedangkan pencari kerja yang berhasil ditempatkan sebanyak 2.014 orang.
Jumlah Pencari Kerja yang telah ditempatkan menurut tingkat pendidikan di Kota Sukabumi tahun 2010 meliputi lulusan SLTP 510 orang, lulusan SLTA 967 orang, lulusan diploma 155 orang, dan sarjana 123 orang.

Perekonomian[sunting | sunting sumber]

Pasar Sukabumi pada tahun 1920-an
Grand Hotel Selabintana (1900-1935)
Jika dilihat dari kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) kota Sukabumi masih relatif kecil yaitu berada dibawah 20 persen setiap tahunnya.[3]
Berdasarkan data dari Dinas Perindustrian, Perdagangan Koperasi dan Penanaman Modal Kota Sukabumi pada tahun 2010, diketahui bahwa perusahaan yang memilki SIUP mengalami peningkatan sebesar 7,67 % yaitu dari 4.899 perusahaan pada tahun 2009 menjadi 5.275 perusahaan pada tahun 2010. Dari sebanyak 5.275 perusahaan yang memiliki SIUP tersebut terdiri dari 154 perusahaan besar, 519 perusahaan menengah dan 4.602 perusahaan kecil. Sedangkan jumlah perusahaan yang mengajukan Permintaan Tanda Daftar Perusahaan pada tahun 2010 mengalami penurunan sebanyak 32,35 % dibanding tahun 2009. Dari sejumlah 366 perusahaan yang mengajukan Tanda Daftar Perusahaan, tercatat sebanyak 50 perusahaan berbentuk badan usaha PT, 8 perusahaan berbentuk Koperasi, 110 perusahaan berbentuk CV, 197 perusahaan berbentuk PO dan ada 1 perusahaan berbentuk BUL.
Kegiatan perhotelan di Kota Sukabumi dapat dilihat dari banyaknya perusahaan akomodasi dan tamu yang menginap. Pada tahun 2010 jumlah perusahaan akomodasi di Kota Sukabumi sebanyak 33 buah yang terdiri dari 598 kamar dan 875 tempat tidur.
Sementara itu banyaknya tamu yang menginap pada tahun 2010 sebanyak 107.679 orang yang terdiri dari wisatawan mancanegara sebanyak 2.794 orang dan wisatawan nusantara sebanyak 104.885 orang. Jumlah tamu yang menginap tersebut 35,54% jika dibandingkan dengan tahun 2009 yang berjumlah 38.275 orang. Jika dilihat per kecamatan, dapat diketahui bahwa tamu yang menginap di hotel, masih didominasi di wilayah Kecamatan Cikole, yaitu mencapai 68.94%. Hal ini dimungkinkan karena wilayah Kecamatan Cikole berada di pusat Kota Sukabumi.
Sedangkan kegiatan pariwisata di Kota Sukabumi relatif masih sangat kecil. Secara keseluruhan hanya tercatat 2 obyek wisata, 47 penginapan remaja, 6 kolam renang serta beberapa usaha pariwisata lainnya yang meliputi bilyard, golf, karaoke, dan ketangkasan.

Pendidikan[sunting | sunting sumber]

Di kota ini telah berdiri beberapa perguruan tinggi diantaranya sekolah tinggi ilmu ekonomi penguji sebagai perguruan tinggi tertua di sukabumi, Politeknik Sukabumi, Politeknik BBC, Universitas Muhammadyah Sukabumi (UMMI), Sekolah Tinggi Teknologi Nusa Putra (NSP),Amik CBI,Amik BSI, STMIK Nusa Mandiri, STMIK PASIM, STIE PASIM, STIKES Sukabumi, STISIP Syamsul Ulum, STIE PGRI, STKIP PGRI, STAI Sukabumi, STAI Syamsul 'Ulum, STH Pasundan juga sekolah lanjutan yang berasaskan islam yaitu Madrasah Aliyah Baiturrahman.
Pada tahun 2010 di Kota Sukabumi terdapat 56 Taman Kanak-Kanak, 123 Sekolah Dasar, 35 SLTP, 16 SMU, dan 21 SMK yang meliputi sekolah negeri dan swasta. Sementara itu murid yang tertampung di TK pada tahun 2010/2011 sebanyak 2.648 siswa, murid SD sebanyak 33.785 siswa, murid SLTP negeri sebanyak 11.174 siswa, murid SLTP swasta sebanyak 3.086 siswa, murid SMU negeri dan swasta sebanyak 7.858 siswa dan sebanyak 10.999 murid SMK negeri dan swasta.

Kesehatan[sunting | sunting sumber]

Rumah sakit Sukabumi pada tahun 1920-an
Fasilitas kesehatan di Kota Sukabumi terdiri dari beberapa rumah sakit swasta dan umum serta puskesmas yang tersebar di area kota, sepertiRumah Sakit Umum Daerah R. Syamsudin, atau Bunut di Jalan Rumah Sakit, Rumah Sakit Islam Assyifa di Jalan Jend. Sudirman, Rumah Sakit Ibu dan Anak Ridogalih di Jalan Gudang, dan juga kompleks Balai Pengobatan Sukabumi di Jalan Bhayangkara dan Jalan Kenari. Selain rumah sakit dan puskesmas, terdapat juga laboratorium laboratorium klinik yang melayani pemeriksaan kesehatan, seperti Laboratorium Klinik Vita Medika di Jalan Suryakencana, dan Laboratorium Bina Sehat.

Stasiun Radio[sunting | sunting sumber]

  • Radio Fortuna 90,7 FM
  • Radio Elmitra 95.0 FM
  • Radio NBS 92,3 FM
  • Radio Kiwari 94.7 FM
  • Radio Megaswara Sukabumi 96.00 FM
  • Galaxy Radio 101.4 FM
  • Radio Siaran Pemerintah Daerah/RSPD Kota Sukabumi
  • Radio RAMA 104.1 FM
  • Radio Menara 105.7 FM
  • UrbanRadio Bandung 106.3 FM

Perbankan[sunting | sunting sumber]

  • Bank Mandiri dan Bank Syariah Mandiri
  • BNI
  • BRI dan BRI Syariah
  • Bank Mega
  • Bank Pundi
  • Bank Panin
  • Bank BCA
  • CIMB NIAGA
  • dll

Pusat Perbelanjaan dan restoran[sunting | sunting sumber]

  • Supermall
  • Ramayana
  • Tiara Toserba
  • Selamat Toserba
  • Matahari
  • Giant
  • super indo
  • KFC
  • CFC
  • Mcdonald

Kuliner[sunting | sunting sumber]

Beberapa kuliner khas kota Sukabumi diantaranya adalah Nasi uduk ungu[4]mochibubur ayam sukabumi, bandrossurabi, dan soto mie.

Tokoh[sunting | sunting sumber]

Beberapa tokoh yang berasal dari kota Sukabumi diantaranya Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, MemperindagRahardi Ramelan, Pangkostrad Djaja Suparman, pecatur Herman Suradiradja, Pebulutangkis Berry Anggriawan, Penyanyi Indonesia Desy Ratnasari, Purie Andriani (Puri Mahadewi) dan Syahrini, komedian Aom Kusman dan Omesh, pemeran wanita Happy Salma dan Herfiza Novianti, pelawak Yan Asmi dan pencipta lagu anak-anak Ibu Sud. Beberapa Band seperti Vagetoz dll.